PEER EDUCATOR DALAM PENCEGAHAN RESISTENSI OBAT ANTI TUBERKOLOSIS PADA PENDERITA TB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA
Abstract
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia. Masalah terbesar dalam pengobatan TB adalah lama dan kompleksitas terapi sehingga mempengaruhi kepatuhan pasien, reaksi tidak diinginkan obat TB yang cukup sering dan menyebabkan ketidakpatuhan, serta meningkatnya angka resistensi obat. Pasien TB sangat penting untuk diawasi secara langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) agar meminum obat secara teratur dan mencegah resistensi obat. Menurut Riskesdas 2018, belum semua pasien TB didampingi PMO. Ketersediaan PMO terbatas hanya sebanyak 66,2%. PMO sebaiknya adalah petugas kesehatan, akan tetapi dapat pula seseorang yang dikenal atau yang berdekatan tinggalnya dengan pasien bahkan bisa teman sebaya pasien atau yang disebut dengan peer educator. Peer educator adalah pendidik bagi teman sebayanya, kekuatan untuk mendorong dan mempengaruhi teman sebayanya serta dapat menjadi contoh yang baik bagi teman sebayanya dalam hal kesadaran dan patuh dalam mimum obat TB. Permasalahan Mitra yaitu memiliki peran ganda sebagai penyedia Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perorangan sehingga permasalahan yang dihadapi sangat kompleks sedangkan sumber daya yang dimiliki terbatas, hingga program promosi dan edukasi kadang terabaikan. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan masih sangat kurangnya edukasi yang diberikan kepada penderita TB dan keluarga karena keterbatasan tenaga dan masih kurangnya pengawasan terhadap penderita TB hingga ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol diri ke Puskesmas. Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan ini diantaranya 1). mengadakan wadah peer educator terhadap penderita 2). pelatihan peer educator TB, 3). serta pendampingan peer educator dalam pencegahan resistensi obat TB sebagai perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan yang ketebatasan SDM Hasil pengabdian terbentuknya kelompok peer educator, pelatihan pada peer educator tentang peran dan fungsinya.
Keyword : Peer Educator, Resistensi Obat, TB
Full Text:
PDFReferences
beberapa dari mereka juga mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan. Hal itu penting karena dengan keaktifan tersebut, tim abdimas akan mengetahui sejauh mana pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang diberikan dan seperapa jauh dia terhadap peran peer educator pasien TB.
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, A. N. (2019). Quality of life with tuberculosis. Journal of Clinical Tuberculosis and Other Mycobacterial Diseases, 17. Doi: 10.1016/j.Jctube.2019.100121.
Bailey SL, G. P. (2011). The Tubercular Diabetic: the Impact of Diabetes Control., Mellitus on Tuberculosis and Its Threat To Global Tuberculosis Clinical Medicine,. 11 (4): 344-7.
Brown, J. et al. (2015). Health status and quality of life in tuberculosis’, International Journal of Infectious Diseases. 32(March), Pp. 68–75. Doi: 10.1016/j.Ijid.2014.12.045.
Chung-Delgado, K. et al. (2011). Factors associated with anti-tuberculosis medication adverse effects: A case-control study in Lima, Peru. PLoS ONE, 6(11), Pp. 1–5. Doi: 10.1371/Journal.Pone.0027610.
Dewi Amila Sholikha, dkk. (2011). Peer Education suatu strategi pencegahan dan pengendalian AIDS. Jurnal ProNers. Volume 4 (1). Hal : 18 - 27.
Hastuti et al. (2014). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat. HastutBhakti Kencana Medika, 04(01), Pp. 1–74.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 1–100.
Lisdawati, V. et al. (2017). Monitoring Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis di Poli TB DOTS RSPI Prof . Dr . Sulianti Saroso. International Journal of Nursing and Health Services, 5(2), pp. 10–20.
Valencia, S. et al. (2017). How do we measure adherence to anti-tuberculosis treatment Expert Review of Anti-Infective Therapy. 15(2), Pp. 157–165. Doi: 10.1080/14787210.2017.1264270.
World Health Organization. (2018). WHO treatment guidelines for multidrug- and rifampisin resisten tuberculosis 2018 update.
World Health Organization. (2014). International Standard for Tuberculosis Treatment. 3rd Editio. Doi: 10.1016/S0140-6736(47)92237-X.
Global Tuberculosis Report, tahun 2018 France: WHO press.
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jas.v5i2.2155
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Publish by Stikes Syedza Saintika Padang
Contact Person:
Ns. Honesty Diana Morika, M.Kep
Editor In Chief
Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
STIKes SYEDZA Saintika Padang
Phone : 082384992512
Jl. Prof. Dr. Hamka No. 228 Air Tawar Timur Padang - Sumatera Barat
Email: lppmsyedza@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.