HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN STATUS GIZI TERHADAP TINGGINYA ANGKA KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS PADANG
Abstract
ABSTRAK
Pendahuluan : Tuberculosis (TB) paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. TB paru masih menjadi penyakit menular dengan angka mortalitas yang tinggi. Beragam strategi penanganan yang sudah dilakukan untuk memutus mata rantai penularan TB paru. Menurut laporan Profil Kesehatan Indonesia penyakit TB masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Tujuan Penelitian : Untuk melihat hubungan antara status sosial ekonomi dan status gizi dengan tingginya angka kejadian TB paru. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner selama 1 bulan dengan cara menunggu kunjungan responden di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang. Penyebaran kuesioner pada beberapa responden dilakukan dengan cara door to door. Populasi penelitian ini sebanyak 46 orang dengan pengambilan sampel secara total population. Analisis data penelitian menggunakan chi-square (p < 0,05). Hasil Penelitian : Ada hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi dan status gizi dengan tingginya angka kejadian TB paru dengan p value 0,001 dan 0,003. Kesimpulan : Status Sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi kecukupan pemenuhan kebutuhan gizi yang mengakibatkan rendahnya status gizi. Rendahnya status gizi akan meperburuk imunitas tubuh yang berdampak pada resiko penularan kuman TB.
Kata kunci : TB Paru; Status Sosial Ekonomi; Status Gizi
ABSTRACT
Introduction: Pulmonary tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosa. Pulmonary TB is still a contagious disease with a high mortality rate. Various treatment strategies have been implemented to break the chain of pulmonary TB transmission. According to the Indonesian Health Profile report, TB disease has not shown significant progress. Research Objectives: To see the relationship between socioeconomic status and nutritional status with the high incidence of pulmonary tuberculosis. Methods: This study is a descriptive analytic study with a cross sectional study approach. The research was conducted in the working area of Puskesmas Andalas Padang. Data collection was carried out by distributing questionnaires for 1 month by waiting for the respondent's visit to the Andalas Puskesmas Padang work area. Questionnaires were distributed to several respondents by door to door. The population of this study was 46 people with a total sample population. Analysis of research data using chi-square (a 0.05). Results: There was a significant relationship between socioeconomic status and nutritional status with the high incidence of pulmonary tuberculosis with p value 0.001 and 0.003. Conclusion: Low socio-economic status will affect the adequacy of meeting nutritional needs resulting in low nutritional status. Low nutritional status will worsen the body's immunity which has an impact on the risk of transmitting TB germs.
Keyword : Pulmonary tuberculosis; socio-economic status; nutritional status
Full Text:
PDFReferences
Anisa. (2019). Faktor penyebab penurunan Status Gizi Pada penderita TB Paru Di RSUD Dr.Soegiri Lamongan. http://repository.unair.ac.id/89275/
Ardhitya, & Sofiana. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Tuberculosis. In KEMAS (Vol. 10, Issue 2). http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Kemenkes, R. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1 Desember 2013
Kusmiati. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru Anak di RS. Sumber Waras Jakarta Barat. http://repository.stik-sintcarolus.ac.id/175/
Melizza, N. (2018). System Berbasis Integrasi Self Care dan Family Centered Nursing Model terhadap Dukungan Keluarga dalam Meningkatkan Status Gizi Penderita Tuberkulosis. http://repository.unair.ac.id/77030/
Purawisastra. (2018). Profil Konsumsi Sumber Antioksidan Alami, Status Gizi, Gaya Hidup Dan Sanitasi Lingkungan Pada Daerah-Daerah Dengan TB-Paru Tinggi Di Indonesia. http://www.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/20871
Siregar. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif Pada Pasien Rawat Jalan Di UPT Puskesmas Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Ejurnal.Poltekkes-Tjk.Ac.Id. https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JANALISKES/article/view/464
World Health Organization. (2017). Country profiles. Global Tuberculosis Report, 172. http://www.who.int/tb/publications/global_report/gtbr2017_annex2.pdf?ua=1%0AData for all countries and years can be downloaded from www.who.int/tb/data
Yusuf. (2015). Angka Kejadian Dan Karakteristik Pasien Tb Laten Pada Anggota Keluarga Pasien Tb Aktif Di Rumah Sakit Pendidikan Unpad Periode 2014. http://repository.unisba.ac.id/handle/123456789/5172
Zubaidah. (2015). Karakteristik Penderita TB Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Di Indonesia. In Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia (Vol. 2, Issue 1). http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory/article/view/245
Refbacks
- There are currently no refbacks.