TINJAUAN SOSIAL, ETIKA DAN HUKUM SURROGATE MOTHER DI INDONESIA

Nova Arikhman

Abstract


Teknologi reproduksi buatan merupakan fertilisasi yang melibatkan manipulasi gamet atau embrio di luar tubuh serta pemindahan gamet atau embrio ke dalam tubuh manusia, surrogate mother termasuk dalam teknologi reproduksi buatan ini.   Persoalan muncul yaitu ibu pengganti tidak bersedia menyerahkan bayi, orang tua genetik janin dapat meminta aborsi ketika komplikasi tak terduga muncul, sedangkan ibu pengganti menentangnya.  Perjanjian pada praktik surrogate mother harus memenuhi persyaratan hukum, antara lain persyaratan tentang adanya sebab yang halal.  Penerapan surrogate mother di Indonesia belum mempunyai landasan hukum yang adekuat, sehingga pelaksanaan di masyarakat mempunyai implikasi hukum, etika dan sosial termasuk implikasi persepsi masyarakat dari sisi tradisi dan agama.  Pelaksanaannya akan berbenturan dengan berbagai permasalahan moral, etika, dan hukum yang komplek sehingga memerlukan pertimbangan dan pengaturan yang bijaksana, dalam rangka memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap semua pihak yang terlibat dalam penerapan, dengan tetap mengacu kepada penghormatan harkat dan martabat serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Kata kunci: Surrogate mother, social, hukum, etika, moral.


References


Beck K (2011), Will Pregnancy Replace the Too Posh to Push Phenomenon? on Mommyish.

Bognar, Tara (2011). Birth Orders: An Overview, November 28, 2011.

Ciccarelli, Janice; Beckman, Linda (2005). Navigating Rough Waters: An Overview of Psychological Aspects of Surrogacy. Journal of Social Issues 61 (1): 21-43.

Golombok S, Murray C, Jadva V, MacCallum F, Lycett E (2004). Families created through surrogacy arrangements: parent-child relationships in the 1st year of life. Dev Psychol 40 (3): 400–11.

Golombok S, Readings J, Blake L, CaseyP, Marks A, Jadva V (2011) Developmental Psychology, Vol 47(6), November 2011, 1579-1588.

Imrie, Susan; Jadva, Vasanti; & Golombok, Susan (2012), Surrogacy does not have a negative effect on the surrogate’s own children, Study: Children of surrogate mothers: an investigation into their experiences and psychological health, British Fertility Society Press Release Centre for Family Research, University of Cambridge, Cambridge, UK.

Jadva V, Murray C, Lycett E, MacCallum F & Golombok S (2003). Surrogacy: the experiences of surrogate mothers. Hum. Reprod. 18 (10): 2196–204.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Merino, F (2010). Adoption and Surrogate Pregnancy. New York: Infobase Publishing.

Milliez, J. (2008). Surrogacy: FIGO Committee for the Ethical Aspects of Human Reproduction and Women's Health. International Journal of Gynecology & Obstetrics 102 (3): 312-313.

Mulyati, k (2013) Surrogate mother (ibu pengganti/sewa rahim) dalam perspektif hukum http://kinkin-mulyati.blogspot.com/2013/10/surrogate-mother-ibu-penggantisewa.html

Golombok S, Readings J, Blake L, CaseyP, Marks A, Jadva V (2011) Developmental Psychology, Vol 47(6), November 2011, 1579-1588.

Ratman, D (2012) Surrogate mother dalam perspektif etika dan hukum:bolehkah sewa rahim di indonesia? Jakarta: PT Elex Media Komputindo hal. 110-12

Schenker, J.G. (2008). Assisted reproductive technology: perspectives in Halakha (Jewish religious law). Reproductive Biomedicine Online (Reproductive Healthcare Limited), 17(S3), 17-24.[2]

Teman, E. (2003). Knowing the Surrogate Body in Israel, in: Rachel Cook and Shelley Day Schlater (eds.), Surrogate Motherhood: International Perspectives, London: Hart Press, pp. 261-280, scribd.com

Teman E (2003). The medicalization of "nature" in the "artificial body": surrogate motherhood in Israel. Med Anthropol Q 17 (1): 78–98.

Teman, E (2010). Birthing a Mother: The Surrogate Body and the Pregnant Self. Berkeley: University of California Press.

Tong, See & Rosemarie (2011), Surrogate parenting, Internet Encyclopedia of Philosophy.

Undang-undang RI Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Yendi (2011) Hukum teknologi reproduksi buatan di indonesia perkembangan hukum teknologi reproduksi buatan di indonesia http://yendi-anestesi.blogspot.com/2011/04/hukum-teknologi-reproduksi-buatan-di.html




DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v7i2.189

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508


Publish by Stikes Syedza Saintika Padang (Jl. Prof. Dr. Hamka No. 228 Air Tawar Timur Padang)

Contact Person :

Ns. Honesty Diana Morika,M.Kep
Editor In Chief
Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
STIKes SYEDZA Saintika Padang

Phone: 082384992512

 

Wiya Elsa Fitri, M.Si

Editor

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
STIKes SYEDZA Saintika Padang

Phone: 08116609525

Jl. Prof. Dr. Hamka No. 228 Air Tawar Timur Padang - Sumatera Barat


Email: lppmsyedza@gmail.com




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


Flag Counter

View My Stats